Stasiun Tawang dan Poncol Dipenuhi 497.297 Pemudik Selama Lebaran 2025

0
WhatsApp-Image-2025-04-08-at-1.49.46-PM-4

Semarang, 8 April 2025 – Arus mudik dan balik Lebaran tahun ini menciptakan lonjakan aktivitas luar biasa di dua stasiun utama Kota Semarang. PT Kereta Api Indonesia (Persero) melaporkan bahwa total 497.297 pemudik menggunakan layanan kereta api dari dan menuju Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng serta Stasiun Semarang Poncol sepanjang masa angkutan Lebaran 2025.

Menurut Anne Purba, Vice President Public Relations KAI, Semarang tak hanya berperan sebagai kota tujuan mudik, namun juga menjadi titik awal keberangkatan penting bagi para perantau yang ingin kembali ke kampung halaman saat Lebaran.

“Kota Semarang yang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah bukan hanya kota tujuan bagi para pemudik, tapi juga banyak disinggahi oleh para perantau, sehingga pada saat lebaran juga terjadi pergerakan masyarakat yang akan mudik ke kampung halamannya,” kata Anne.

Pada periode arus mudik yang berlangsung dari 21 Maret hingga 1 April 2025, sebanyak 152.288 penumpang tercatat berangkat meninggalkan Semarang melalui kedua stasiun tersebut. Sedangkan yang tiba di Semarang mencapai 126.286 orang.

Pergerakan penumpang masih tinggi di masa arus balik yang berlangsung pada 2–8 April. Selama periode tersebut, tercatat 97.227 orang berangkat dari Semarang dan 121.496 penumpang kembali ke kota ini.

“Dari data tersebut, selama tujuh hari periode arus balik rata-rata 17.357 penumpang tiba setiap harinya di Kota Semarang. Puncaknya pada Senin, 7 April (H+6 lebaran) sebanyak 20.535 pemudik tiba di Semarang dari dua stasiun. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang melakukan mudik dari Semarang telah kembali ke kota ini setelah perayaan lebaran di kampung halaman,” ujar Anne.

Stasiun Tawang dan Poncol tidak hanya melayani kereta jarak jauh, tetapi juga menjadi titik penting untuk perjalanan jarak pendek dan menengah, seperti KA Blora Jaya (Cepu), KA Banyubiru (Solo), KA Kedungsepur (Ngrombo), KA Kaligung (Tegal–Brebes), serta KA Joglosemarkerto yang menghubungkan berbagai kota di Jawa.

“Kelebihan Semarang sebagai simpul transportasi kereta api yang strategis memungkinkan konektivitas yang baik dengan berbagai kota di Pulau Jawa, mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, hingga Jakarta,” imbuhnya.

Letak strategis kedua stasiun di kawasan utara Kota Semarang juga didukung dengan akses transportasi lanjutan. Halte Bus Trans Semarang yang berada dekat dengan area stasiun memudahkan mobilitas penumpang menuju berbagai destinasi lanjutan.

Semarang sendiri memiliki akar sejarah kuat dalam perkeretaapian nasional. Jalur KA pertama di Indonesia dibangun dari Desa Kemijen menuju Stasiun Tanggung di Grobogan pada 1864 dan resmi beroperasi pada 1867. Landmark Lawang Sewu—bekas kantor pusat perusahaan KA Belanda—juga menjadi saksi sejarah yang kini menjadi objek wisata ikonik kota ini.

“Kepadatan penumpang di dua stasiun yang berada di Kota Semarang menjadi bukti kepercayaan masyarakat terhadap layanan kereta api. KAI akan terus beradaptasi dan mendengarkan kebutuhan pelanggan untuk menghadirkan solusi transportasi yang semakin prima, menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat dengan solusi yang aman, nyaman, dan relevan di masa depan,” pungkas Anne. (Redaksi)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *