Semarang Diserbu Pemudik, Hampir Setengah Juta Penumpang Padati Stasiun Tawang dan Poncol Selama Lebaran

Semarang, 8 April 2025 – Selama 19 hari masa angkutan Lebaran 2025, Kota Semarang menjadi salah satu pusat pergerakan pemudik yang paling sibuk di Jawa Tengah. Dua stasiun utama di kota ini, yakni Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng dan Stasiun Semarang Poncol, mencatat lonjakan signifikan jumlah penumpang, baik yang berangkat maupun yang tiba.
“Kota Semarang yang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah bukan hanya kota tujuan bagi para pemudik, tapi juga banyak disinggahi oleh para perantau, sehingga pada saat lebaran juga terjadi pergerakan masyarakat yang akan mudik ke kampung halamannya,” kata Vice President Public Relations KAI, Anne Purba.
Anne merinci, pada periode arus mudik yang berlangsung dari 21 Maret hingga 1 April 2025 (H-10 hingga H+2 Lebaran), jumlah penumpang yang meninggalkan Semarang melalui dua stasiun tersebut mencapai 152.288 orang. Sedangkan penumpang yang tiba di Semarang dalam periode yang sama sebanyak 126.286 orang.
Selanjutnya, tren mobilitas masyarakat tetap tinggi pada fase arus balik, yang berlangsung dari 2 hingga 8 April (H+1 hingga H+7). Dalam kurun waktu tersebut, sebanyak 97.227 penumpang berangkat dari Semarang dan 121.496 orang tercatat kembali ke kota ini.
“Dari data tersebut, selama tujuh hari periode arus balik rata-rata 17.357 penumpang tiba setiap harinya di Kota Semarang. Puncaknya pada Senin, 7 April (H+6 lebaran) sebanyak 20.535 pemudik tiba di Semarang dari dua stasiun. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang melakukan mudik dari Semarang telah kembali ke kota ini setelah perayaan lebaran di kampung halaman,” ujar Anne.
Stasiun Tawang dan Poncol melayani berbagai jenis perjalanan, mulai dari kereta api jarak jauh hingga jarak dekat dan menengah. Layanan seperti KA Blora Jaya (Cepu), KA Banyubiru (Solo), KA Kedungsepur (Ngrombo), KA Kaligung (Tegal–Brebes), dan KA Joglosemarkerto yang menjangkau kota-kota besar di Pulau Jawa menunjukkan besarnya jaringan konektivitas dari Semarang.
“Kelebihan Semarang sebagai simpul transportasi kereta api yang strategis memungkinkan konektivitas yang baik dengan berbagai kota di Pulau Jawa, mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, hingga Jakarta,” imbuhnya.
Fasilitas transportasi lanjutan juga menjadi nilai lebih. Kedua stasiun ini terkoneksi langsung dengan jaringan Bus Trans Semarang, yang memudahkan mobilitas penumpang dari dan ke berbagai titik di kota.
Sejarah panjang Semarang sebagai kota kereta api juga memperkuat posisinya. Jalur KA pertama di Indonesia dibangun dari Stasiun Samarang di Kemijen menuju Stasiun Tanggung, Grobogan, dan mulai beroperasi sejak 1867. Tidak hanya itu, bangunan bersejarah Lawang Sewu yang dulunya merupakan kantor pusat perusahaan kereta api swasta Belanda kini menjadi ikon wisata.
“Kepadatan penumpang di dua stasiun yang berada di Kota Semarang menjadi bukti kepercayaan masyarakat terhadap layanan kereta api. KAI akan terus beradaptasi dan mendengarkan kebutuhan pelanggan untuk menghadirkan solusi transportasi yang semakin prima, menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat dengan solusi yang aman, nyaman, dan relevan di masa depan,” pungkas Anne. (Redaksi)