KAI Resmikan Kemandirian Operasi Whoosh, Semua Dikendalikan SDM Lokal

0
WhatsApp-Image-2025-04-17-at-5.45.16-PM

Jakarta, 17 April 2025 – Sebuah tonggak penting tercapai dalam sejarah transportasi nasional. Untuk pertama kalinya, seluruh operasional Kereta Cepat Whoosh resmi dijalankan oleh sumber daya manusia (SDM) Indonesia, mencakup posisi masinis hingga teknisi. PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyebut capaian ini sebagai bukti nyata kemandirian Indonesia dalam mengelola moda transportasi modern berkecepatan tinggi.

Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengungkapkan bahwa KAI sejak awal telah mendukung penuh proses transfer pengetahuan dalam proyek kereta cepat ini. Menurutnya, hasil ini menunjukkan keberhasilan kerja sama antar lembaga dan semangat SDM Indonesia dalam menyerap teknologi tinggi. 

“Seluruh masinis dan teknisi yang kini bertugas menjalankan Whoosh adalah talenta terbaik bangsa yang telah melalui proses pelatihan panjang, seleksi ketat, serta sertifikasi sesuai standar internasional. Ini adalah momen bersejarah dan membanggakan bagi dunia perkeretaapian nasional,” ujar Anne.

Mulai 10 April 2025, seluruh perjalanan Whoosh telah dijalankan oleh masinis Indonesia yang sebelumnya telah menjalani pelatihan intensif sejak Februari 2023. Pelatihan tersebut menggabungkan teori, simulasi, dan praktik langsung bersama masinis senior dari Tiongkok di Depo Tegalluar. Proses ini dirancang untuk membekali para masinis dengan keterampilan mengoperasikan kereta cepat dengan standar global.

Untuk bisa menjadi masinis Whoosh, seseorang harus memiliki pengalaman sebagai masinis kereta konvensional dengan jam terbang tinggi, lulus uji kompetensi, dan memiliki sertifikasi dari regulator. Kondisi fisik dan mental pun menjadi syarat mutlak agar mampu bertugas secara optimal dalam situasi kerja bertekanan tinggi.

“Masinis Whoosh tidak hanya bertugas menjalankan kereta dengan kecepatan hingga 350 km/jam, tetapi juga bertanggung jawab penuh atas keselamatan perjalanan. Oleh karena itu, setiap masinis harus menjalani pemeriksaan kesehatan rutin dan pengecekan kondisi psikologis sebelum dan sesudah berdinas,” jelas Anne.

Hal serupa juga berlaku bagi teknisi sarana atau Onboard Mechanic (OBM) yang kini seluruhnya berasal dari SDM Indonesia. Para OBM memiliki tanggung jawab dalam memastikan sistem kereta tetap dalam kondisi prima selama perjalanan, serta menangani gangguan teknis ringan. Mereka merupakan lulusan dari institusi pendidikan perkeretaapian seperti STTD dan PPI Madiun, serta tenaga profesional dari KAI Group yang telah mengikuti pelatihan berjenjang bersama pakar dari China Railway Beijing.

Total ada 21 OBM Indonesia yang telah bersertifikat dan kini menjalankan tugas sepenuhnya. “Baik masinis maupun OBM kini menjalankan tugasnya dengan sistem kerja yang disiplin, terstruktur, dan mengutamakan keselamatan. Seluruh aspek pengoperasian Whoosh dirancang agar memenuhi standar internasional dan memberikan pengalaman perjalanan yang aman dan nyaman bagi masyarakat,” tambah Anne. KAI juga mencatat 196 pegawai dari KAI Group telah ditugaskan untuk mendukung pengoperasian dan pemeliharaan Whoosh melalui skema transfer knowledge, yang tersebar di berbagai bidang mulai dari EMU maintenance hingga perawatan aset tetap.

“Investasi pada SDM adalah kunci dari keberlanjutan Whoosh. Kami percaya bahwa keberhasilan pengoperasian penuh oleh tenaga lokal ini akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap kapasitas bangsa dalam mengelola teknologi tinggi,” ungkap Anne. KAI menegaskan komitmennya untuk terus mendorong pengembangan kapasitas SDM nasional melalui pelatihan, pendidikan vokasi, dan kolaborasi internasional guna menjadikan Whoosh sebagai langkah awal menuju masa depan transportasi yang lebih berkelanjutan. (Redaksi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *