KAI dan PT INKA Bersinergi: Rp10,79 Triliun untuk Peningkatan TKDN Sarana KA

0
photo_2025-03-21_09-51-37-1

Jakarta, 20 Maret 2025 – PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus memperkuat industri perkeretaapian nasional dengan mengedepankan produk yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi. Dalam upaya tersebut, KAI menjalin sinergi strategis dengan PT INKA (Persero) melalui investasi sebesar Rp10,79 triliun untuk pengadaan sarana kereta api modern yang mendukung transportasi nasional.

Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, menegaskan bahwa investasi ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan KAI di tengah permintaan transportasi yang terus bertumbuh.

“Investasi ini merupakan yang terbesar untuk pengadaan sarana perkeretaapian dan menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan. Dengan meningkatnya jumlah penumpang serta kebutuhan angkutan barang, modernisasi dan penambahan sarana menjadi kunci utama dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat,” ujar Didiek.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa investasi ini sejalan dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) KAI 2025-2029 yang menargetkan pertumbuhan volume penumpang dan angkutan barang.

“Kami proyeksikan volume penumpang jarak jauh meningkat sebesar 10,6%, sementara penumpang KA lokal diperkirakan naik 9,9%. Untuk angkutan barang, kami melihat potensi peningkatan dari proyek Sumbagsel sebesar 27,8 juta ton, Tarahan II sebesar 18,0 juta ton, dan ekspansi Kertapati sebesar 7,0 juta ton. Dengan investasi ini, kami berharap dapat memenuhi kebutuhan transportasi nasional yang lebih efisien dan berkelanjutan,” jelasnya.

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menambahkan bahwa sinergi dengan PT INKA ini merupakan wujud nyata KAI dalam mendukung industri manufaktur dalam negeri. Salah satu kerja sama utama adalah pengadaan 612 unit Kereta SS New Generation untuk program Replacement Tahun 2023-2026, dengan nilai kontrak sebesar Rp5,5 triliun.

Selain itu, KAI juga mengalokasikan investasi untuk pengadaan 10 unit kereta luxury dengan kapasitas 26 kursi serta satu unit tambahan sebagai cadangan untuk perawatan, dengan nilai kontrak mencapai Rp161,16 miliar.

KAI melalui anak usahanya, KAI Commuter, turut serta dalam meningkatkan TKDN dengan menggandeng PT INKA dalam pengadaan sarana Commuter Line baru dan retrofit dengan total investasi mencapai Rp4,07 triliun.

“Investasi pengadaan sarana Commuter Line baru mencakup 16 rangkaian dengan total nilai hampir Rp3,83 triliun. Sementara itu, investasi pengadaan sarana Commuter Line retrofit mencakup 2 rangkaian dengan total nilai lebih dari Rp238,63 miliar. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat layanan Commuter Line yang lebih modern dan efisien,” jelas Anne.

Selain transportasi penumpang, KAI juga mengalokasikan investasi untuk sektor angkutan barang. Salah satu bentuk investasi tersebut adalah pengadaan 1.125 unit gerbong datar BM 54 Ton untuk angkutan barang di Sumatera Selatan, dengan nilai investasi sebesar Rp1,05 triliun. Langkah ini bertujuan meningkatkan efisiensi serta kapasitas angkutan barang, terutama batu bara sebagai pasokan energi listrik nasional.

Sebagai bagian dari modernisasi layanan, KAI juga terus melakukan peremajaan sarana yang sudah ada. Selain pengadaan kereta baru, Balai Yasa KAI aktif dalam melakukan modifikasi serta pembaruan sistem guna memastikan kenyamanan dan efisiensi operasional.

“Kerja sama dengan PT INKA ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan TKDN dan kemandirian industri manufaktur perkeretaapian nasional. Diharapkan investasi ini tidak hanya memberikan manfaat bagi KAI Group tetapi juga menjadi motor penggerak bagi kemajuan industri perkeretaapian nasional ke depan,” tutup Anne. (Redaksi)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *