Yogyakarta Jadi Percontohan Digitalisasi Pasar Tradisional oleh BSI

Jakarta – Dalam upaya mendigitalisasi pasar tradisional, BSI menjadikan Yogyakarta sebagai lokasi strategis untuk memperkenalkan teknologi QRIS dan EDC. Langkah ini bertujuan menciptakan ekosistem transaksi keuangan digital yang aman dan efisien bagi pelaku UMKM lokal.
Anton Sukarna menjelaskan, “Kami akan optimalkan potensi transaksi melalui BSI Agen, QRIS dan EDC untuk digitalisasi transaksi di pasar.” Pernyataan ini menggarisbawahi dedikasi BSI dalam mendukung transformasi ekonomi berbasis digital.
Yogyakarta, dengan Pasar Beringharjo sebagai pusatnya, menjadi contoh bagaimana teknologi dapat membantu pelaku usaha kecil mengatasi tantangan modernisasi. Dengan 21.000 merchant QRIS, BSI menunjukkan bahwa digitalisasi adalah jalan menuju masa depan yang lebih inklusif.
Teknologi QRIS memungkinkan pedagang untuk menerima pembayaran non-tunai dengan mudah, sementara mesin EDC membantu mereka mengelola transaksi dengan lebih terorganisir. Langkah ini tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga keamanan dalam berbisnis.
BSI juga melengkapi program ini dengan edukasi tentang pengelolaan keuangan, termasuk investasi emas bagi pedagang pasar. Edukasi ini memberikan peluang kepada pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis mereka secara berkelanjutan.
Dengan menjadikan Yogyakarta sebagai percontohan digitalisasi pasar tradisional, BSI membuktikan bahwa modernisasi dapat berjalan selaras dengan tradisi, mendukung perkembangan ekonomi daerah sekaligus menghormati budaya lokal. (jakarta)