BSI Digitalisasi Ekosistem Pasar untuk Optimalkan Transaksi Ritel UMKM

0
BSI-Optimalkan-Ekosistem-2-6

Yogyakarta, 10 April 2025 – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) semakin serius dalam memperluas akses keuangan syariah di sektor UMKM melalui strategi digitalisasi di lingkungan pasar tradisional. Melalui pengembangan klaster pasar, BSI menargetkan terwujudnya ekosistem halal yang memperkuat transaksi ritel pelaku usaha kecil dan menengah.

Direktur Distribution & Sales BSI, Anton Sukarna, menegaskan bahwa pasar merupakan simpul ekonomi penting di tingkat akar rumput yang perlu diberdayakan untuk memperkuat fondasi ekonomi masyarakat.

“Saat ini BSI menyasar pasar untuk membangun ekosistem halal yang nantinya akan terhubung dari hulu hingga hilir mulai produksi hingga penjualan di pasar. Pasar menjadi salah satu pusat ekonomi daerah untuk mendorong peningkatan ekonomi. Pasar Beringharjo, Yogyakarta menjadi yang pertama sebagai wujud ekosistem pasar, mengingat Yogyakarta sebagai kota wisata dan menjadi destinasi wisata nasional,” ujarnya menekankan.

Sebagai bagian dari transformasi digital, BSI menghadirkan layanan seperti BSI Agen, QRIS, dan EDC guna memberikan kemudahan, kecepatan, dan keamanan dalam bertransaksi secara syariah di pasar-pasar tradisional.

“Kami akan optimalkan potensi transaksi melalui BSI Agen, QRIS dan EDC untuk digitalisasi transaksi di pasar. Selain itu juga BSI terus mengedukasi investasi emas bagi pedagang dan wirausaha, serta pembiayaan untuk perputaran modal usaha sesuai segmen yakni mikro, maupun kecil dan menengah,” kata Anton.

Di wilayah Yogyakarta, BSI telah memiliki sekitar 21.000 merchant QRIS dengan total nilai transaksi mencapai Rp16,3 miliar. Rata-rata transaksi per merchant tercatat lebih dari 3.500 kali, sementara jumlah pelaku wirausaha yang menjadi nasabah mencapai 4.545 orang.

“Segmen usaha didominasi oleh pedagang besar dan eceran, wirausaha makanan dan minuman, sosial budaya dan kerajinan,” imbuhnya.

Anton menambahkan, penguatan ekosistem pasar diharapkan dapat memperluas inklusi layanan keuangan syariah dan menumbuhkan ekonomi dari sektor bawah.

“Kita semua tahu bahwa pelaku UMKM termasuk yang masuk ekosistem pasar itu adalah tulang punggung ekonomi nasional. Oleh karena itu harus dijaga secara berkelanjutan, salah satunya melalui pemberdayaan ekonomi syariah,” pungkasnya.

Dari sisi pembiayaan, BSI mencatat penyaluran ke sektor UMKM sebesar Rp52,09 triliun hingga Februari 2025, naik 12,69% secara tahunan. Dana tersebut disalurkan kepada lebih dari 360 ribu nasabah. Sementara itu, Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) mencapai Rp97,45 triliun atau 34,58%, melampaui target regulator.

Selain itu, BSI terus memperkuat infrastruktur digital melalui pengembangan merchant QRIS dan EDC. Hingga akhir 2024, terdapat 448.000 merchant QRIS BSI di seluruh Indonesia dengan nilai transaksi mencapai Rp3,5 triliun dari 42,9 juta transaksi. Sedangkan merchant EDC mencapai 13.000 dengan volume transaksi Rp551 miliar. (Redaksi)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *